Laporan Penetapan Kadar Cu Secara Destruksi - Kimiawan Bolos -->

 LAPORAN
ANALISIS INSTRUMEN
PENETAPAN KADAR Cu SECARA DESTRUKSI
METODA SPEKTROFOTOMETRI

SEKOLAH MENENGAH ANALIS KIMIA PADANG
PADANG
2020

Tujuan Praktikum
    Setelah mempelajari dan melakukan percobaan mahasiswa diharapkan mampu:
  • Melakukan destruksi pada sampel
  • Menentukan kadar Cu dalam sampel
  • Mengetahui prinsip dasar Spektrofotometri
Teori Dasar
   Spektrofotometri Visible adalah metoda yang digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan berwarna yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis daerah panjang gelombang 400-700nm oleh larutan-larutan dengan menggunakan detektor fotocell.

    Ada 3 hal yang harus dilakukan untuk bekerja dengan spektrofotometer
1. Pembentukan Warna
2. Pemilihan Panjang Gelombang
3. Pembuatan Kurva dan Menentukan Konsentrasi

    Destruksi merupakan suatu perlakuan untuk melarutkan/mengubah sampel menjadi bentuk materi yang dapat diukur sehingga unsur didalamnya dapat dianalisis. Pada dasarnya ada 2 jenis destruksi yaitu Destruksi Basah dan Kering.

    Destruksi basah adalah perombakan sampel dengan asam-asam kuat, kemudian dioksidasi dengan menggunakan oksidator, pelarut-pelarut yang digunakan yaitu asam nitrat (HNO3), asam sulfat (H2SO4), asam perklorat (HClO4), dan asam klorida (HCl), kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya larutan jernih pada larutan destruksi, yang menunjukan bahwa semua kostituen yang ada telah larut sempurna.

    Destruksi kering merupakan perombakan logam organik menjadi logam logam anorganik dengan cara pengabuan sampel dalam furnace dengan suhu tinggi, pada umumnya dalam destruksi kering dibutuhkan suhu pemanasan 400-800°c, tetapi suhu tergantung pada sampel yang akan dianalisis. Untuk logam Fe,Cu dan Zn Oksidasi yang terbentuk adalah Fe2O3,FeO,CuO,ZnO. Oksidasi-oksidasi ini kemudian dilarutkan dalam pelarut asam encer, setelah itu dianalisis berasarkan metoda yang digunakan.

Alat dan Bahan

No Alat Bahan
1 Buret HNO3
2 Pipet takar Sampel
3 Pipet Tetes Amoniak
4 Corong KSCN
5 Labu Ukur Aquadest
6 Gelas Piala
7 Kaca Arloji
8 Cawan Porselen
9 Neraca Analitik
10 Furnace
11 Spektrofotometer
Cara Kerja
A.  Destruksi Basah
  1. Pipet sampel 50ml
  2. Masukkan ke dalam gelas piala
  3. Tambahkan 5ml HNO3
  4. Panaskan diatas kompor sampai jernih, tutup dengan kaca arloji
  5. Dinginkan
  6. Masukkan kedalam Labu ukur 50ml
  7. Paskan dan homogenkan
B.   Pembuatan Deret Standar
  1. Timbang CuSO4.5H2O 0,9823 g
  2. Larutkan dalam labu ukur 250ml
  3. Masukkan kedalam buret, turunkan CuSO4 Sesuai konsentrasi
  4. Paskan dan Homogenkan
C.   Destruksi Kering
  1. Timbang ± 3 gram sampel
  2. Arangkan di atas kompor gas
  3. Abukan dalam furnace ± 2 jam dengan suhu 600°c
  4. Dinginkan dalam desikator
  5. Larutkan dengan HNO3
  6. Masukkan dalam labu ukur 50ml
  7. Paskan dan Homogenkan
D.  Pengukuran
  1. Ukur blanko sesuai deret standar
  2. Kemudian masukan sampel kedalam kuvet
  3. Analisa menggukan spektrofotometer
  4. Catat hasil yang di dapatkan
Data Pengamatan
A. Reaksi
B. Pengukuran Konduktifitas
  • Aquades        : 0,1 mS/cm
  • Air kran        : 0,32 mS/cm
  • HCl 0,1 N     : 2,15 mS/cm
  • NaOH 0,1 N : 19,22 mS/cm
  • MgCl2           : 4,42 mS/cm
  • Larutan gula  : 0,05 mS/cm
C. Penentuan Konsentrasi NaOH
        Volume NaOH : 5 mL
No. HCl (mL) K (mS/cm)
1 0 1,24
2 1 1,20
3 2 1,13
4 3 1,04
5 4 0,95
6 5 0,85
7 6 0,75
8 7 0,70
9 8 0,74
10 9 0,95
11 10 1,22
12 11 1,53
13 12 1,84
14 13 2,25
15 14 2,45
16 15 2,70
Perhitungan
    1. Volume ekivalen HCl berdasarkan dua percobaan
            Volume HCl= 7,7 ml
    2. Titrasi NaOH 0,1 N-HCl 0,1 N

        Penentuan Konsentrasi NaOH

        VNaOH  x  NNaOH   =    VHCl   x   NHCl

        Volume NaOH = 5 mL

        Berdasarkan grafik volume HCl pada titik ekivalen =  7,7 mL




Pembahasan

    Pada praktikum ini dilakukan titrasi konduktometri. Titrasi konduktometri merupakan metode penentuan titik akhir titrasi larutan berdasarkan kemampuan ion dalam menghantarkan muatan listrik di antara dua elektroda. Titrasi konduktometri dapat dilakukan untuk menentukan kadar ion, dengan syarat ion tersebut terlibat dalam reaksi kimia sehingga terjadi penggantian satu jenis ion dengan yang lain yang berarti terjadi perubahan konduktivitas. Titrasi yang dilakukan adalah titrasi NaOH dengan HCl berdasarkan persamaan sebagai berikut :

H+  +  Cl-  +  OH-  +  Na+             H2O  +  Cl-  +  Na+

    Sebelum ditambah HCl, di dalam larutan terdapat ion Na+ dan OH-  yang masing-masing mempunyai harga konduktivitas molar (25 °C) sebesar 50,1 S cm-1/mol  dan 198,3 S cm-1/mol. Pada penambahan HCl, terjadi reaksi antara H+ dengan OH- membentuk H2O, sehingga jumlah OH- didalam larutan berkurang sedangkan jumlah HCl bertambah. Cl-  mempunyai harga konduktivitas molar 76,3 cm2/mol yang jauh lebih kecil dari OH-  sehingga harga konduktivitas total dari larutan turun. Pada titik akhir titrasi, OH-  dalam larutan telah bereaksi seluruhnya dengan H+, sehingga penambahan HCl lebih lanjut akan menaikkan harga konduktivitas total larutan, karena terdapat H+ dengan konduktivitas molar 349,8 cm2/mol.

    Percobaan diawali dengan mengkalibrasi konduktometer sehingga diperoleh tetapan sel sebesar 0,842 cm-1. Kemudian dilakukan pengukuran konduktivitas terhadap beberapa jenis larutan yaitu aquades, air kran, HCl 0,1 N, NaOH 0,1 N, MgCl2, dan larutan gula. Setelah itu dilakukan titrasi dengan NaOH sebagai analit dan HCl sebagai titran. HCl yang dititrasi adalah HCl 0,1 N sebanyak 0,5 mL.

    Pada proses titrasi, (penambahan HCl 1 mL) dilakukan proses pengadukan dengan magnetik stirer. Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar listrik sehingga ionnya dapat menyebar merata.

    Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh titik akhir titrasi sebesar 7,6 mL. Dari grafik konduktivitas terhadap volume penambahan HCl yang telah dibuat, dapat dilihat bahwa bentuk grafiknya turun naik. Dimana, semakin mendekati titik ekivalen maka grafiknya menurun. Namun, jika melewati titik ekivalen maka grafiknya kembali naik.  Hal ini terjadi karena  semakin banyak volume titran yang digunakan maka konduktivitas larutan akan semakin menurun, namun penambahan volume titran secara terus menerus akan mengakibatkan konduktivitas larutan semakin naik karena volume peniter akan semakin jenuh di dalam larutan.

    Jika membandingkan konsentrasi yang didapatkan dari HCl yang dipakai sebagai titran, maka didapatkan konsentrasi NaOH yaitu sebesar 0,154 N. Konsentrasi ini berbeda dengan konsentrasi yang tertera pada label yaitu 0,1N. Ini berarti hasil yang didapatkan itu boleh dikatakan tidak sempurna. Hal ini terjadi karena mungkin pada saat memipet dan pada saat pembuatan larutan terjadi kesalahan atau ketidaktelitian  sehingga konsentrasi yang didapatkan berbeda.
Kesimpulan
  • Nilai konduktivitas aquades dan air kran adalah 0,1 mS/cm dan 0,32 mS/cm
  • Nilai konduktivitas larutan garam dan gula adalah 4,42 mS/cm dan 0,05 mS/cm
  • Nilai konduktivitas larutan HCl dan NaOH adalah 2,15 mS/cm dan 19,22 mS/cm
  • Konsentrasi NaOH ± 0.1 N yang didapatkan ialah 0.154 N
  • Konsentrasi mempengaruhi nilai konduktivitas
Daftar Pustaka
Berdasarkan Praktek

Laporan Penetapan Kadar Cu Secara Destruksi

 LAPORAN
ANALISIS INSTRUMEN
PENETAPAN KADAR Cu SECARA DESTRUKSI
METODA SPEKTROFOTOMETRI

SEKOLAH MENENGAH ANALIS KIMIA PADANG
PADANG
2020

Tujuan Praktikum
    Setelah mempelajari dan melakukan percobaan mahasiswa diharapkan mampu:
  • Melakukan destruksi pada sampel
  • Menentukan kadar Cu dalam sampel
  • Mengetahui prinsip dasar Spektrofotometri
Teori Dasar
   Spektrofotometri Visible adalah metoda yang digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan berwarna yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis daerah panjang gelombang 400-700nm oleh larutan-larutan dengan menggunakan detektor fotocell.

    Ada 3 hal yang harus dilakukan untuk bekerja dengan spektrofotometer
1. Pembentukan Warna
2. Pemilihan Panjang Gelombang
3. Pembuatan Kurva dan Menentukan Konsentrasi

    Destruksi merupakan suatu perlakuan untuk melarutkan/mengubah sampel menjadi bentuk materi yang dapat diukur sehingga unsur didalamnya dapat dianalisis. Pada dasarnya ada 2 jenis destruksi yaitu Destruksi Basah dan Kering.

    Destruksi basah adalah perombakan sampel dengan asam-asam kuat, kemudian dioksidasi dengan menggunakan oksidator, pelarut-pelarut yang digunakan yaitu asam nitrat (HNO3), asam sulfat (H2SO4), asam perklorat (HClO4), dan asam klorida (HCl), kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya larutan jernih pada larutan destruksi, yang menunjukan bahwa semua kostituen yang ada telah larut sempurna.

    Destruksi kering merupakan perombakan logam organik menjadi logam logam anorganik dengan cara pengabuan sampel dalam furnace dengan suhu tinggi, pada umumnya dalam destruksi kering dibutuhkan suhu pemanasan 400-800°c, tetapi suhu tergantung pada sampel yang akan dianalisis. Untuk logam Fe,Cu dan Zn Oksidasi yang terbentuk adalah Fe2O3,FeO,CuO,ZnO. Oksidasi-oksidasi ini kemudian dilarutkan dalam pelarut asam encer, setelah itu dianalisis berasarkan metoda yang digunakan.

Alat dan Bahan

No Alat Bahan
1 Buret HNO3
2 Pipet takar Sampel
3 Pipet Tetes Amoniak
4 Corong KSCN
5 Labu Ukur Aquadest
6 Gelas Piala
7 Kaca Arloji
8 Cawan Porselen
9 Neraca Analitik
10 Furnace
11 Spektrofotometer
Cara Kerja
A.  Destruksi Basah
  1. Pipet sampel 50ml
  2. Masukkan ke dalam gelas piala
  3. Tambahkan 5ml HNO3
  4. Panaskan diatas kompor sampai jernih, tutup dengan kaca arloji
  5. Dinginkan
  6. Masukkan kedalam Labu ukur 50ml
  7. Paskan dan homogenkan
B.   Pembuatan Deret Standar
  1. Timbang CuSO4.5H2O 0,9823 g
  2. Larutkan dalam labu ukur 250ml
  3. Masukkan kedalam buret, turunkan CuSO4 Sesuai konsentrasi
  4. Paskan dan Homogenkan
C.   Destruksi Kering
  1. Timbang ± 3 gram sampel
  2. Arangkan di atas kompor gas
  3. Abukan dalam furnace ± 2 jam dengan suhu 600°c
  4. Dinginkan dalam desikator
  5. Larutkan dengan HNO3
  6. Masukkan dalam labu ukur 50ml
  7. Paskan dan Homogenkan
D.  Pengukuran
  1. Ukur blanko sesuai deret standar
  2. Kemudian masukan sampel kedalam kuvet
  3. Analisa menggukan spektrofotometer
  4. Catat hasil yang di dapatkan
Data Pengamatan
A. Reaksi
B. Pengukuran Konduktifitas
  • Aquades        : 0,1 mS/cm
  • Air kran        : 0,32 mS/cm
  • HCl 0,1 N     : 2,15 mS/cm
  • NaOH 0,1 N : 19,22 mS/cm
  • MgCl2           : 4,42 mS/cm
  • Larutan gula  : 0,05 mS/cm
C. Penentuan Konsentrasi NaOH
        Volume NaOH : 5 mL
No. HCl (mL) K (mS/cm)
1 0 1,24
2 1 1,20
3 2 1,13
4 3 1,04
5 4 0,95
6 5 0,85
7 6 0,75
8 7 0,70
9 8 0,74
10 9 0,95
11 10 1,22
12 11 1,53
13 12 1,84
14 13 2,25
15 14 2,45
16 15 2,70
Perhitungan
    1. Volume ekivalen HCl berdasarkan dua percobaan
            Volume HCl= 7,7 ml
    2. Titrasi NaOH 0,1 N-HCl 0,1 N

        Penentuan Konsentrasi NaOH

        VNaOH  x  NNaOH   =    VHCl   x   NHCl

        Volume NaOH = 5 mL

        Berdasarkan grafik volume HCl pada titik ekivalen =  7,7 mL




Pembahasan

    Pada praktikum ini dilakukan titrasi konduktometri. Titrasi konduktometri merupakan metode penentuan titik akhir titrasi larutan berdasarkan kemampuan ion dalam menghantarkan muatan listrik di antara dua elektroda. Titrasi konduktometri dapat dilakukan untuk menentukan kadar ion, dengan syarat ion tersebut terlibat dalam reaksi kimia sehingga terjadi penggantian satu jenis ion dengan yang lain yang berarti terjadi perubahan konduktivitas. Titrasi yang dilakukan adalah titrasi NaOH dengan HCl berdasarkan persamaan sebagai berikut :

H+  +  Cl-  +  OH-  +  Na+             H2O  +  Cl-  +  Na+

    Sebelum ditambah HCl, di dalam larutan terdapat ion Na+ dan OH-  yang masing-masing mempunyai harga konduktivitas molar (25 °C) sebesar 50,1 S cm-1/mol  dan 198,3 S cm-1/mol. Pada penambahan HCl, terjadi reaksi antara H+ dengan OH- membentuk H2O, sehingga jumlah OH- didalam larutan berkurang sedangkan jumlah HCl bertambah. Cl-  mempunyai harga konduktivitas molar 76,3 cm2/mol yang jauh lebih kecil dari OH-  sehingga harga konduktivitas total dari larutan turun. Pada titik akhir titrasi, OH-  dalam larutan telah bereaksi seluruhnya dengan H+, sehingga penambahan HCl lebih lanjut akan menaikkan harga konduktivitas total larutan, karena terdapat H+ dengan konduktivitas molar 349,8 cm2/mol.

    Percobaan diawali dengan mengkalibrasi konduktometer sehingga diperoleh tetapan sel sebesar 0,842 cm-1. Kemudian dilakukan pengukuran konduktivitas terhadap beberapa jenis larutan yaitu aquades, air kran, HCl 0,1 N, NaOH 0,1 N, MgCl2, dan larutan gula. Setelah itu dilakukan titrasi dengan NaOH sebagai analit dan HCl sebagai titran. HCl yang dititrasi adalah HCl 0,1 N sebanyak 0,5 mL.

    Pada proses titrasi, (penambahan HCl 1 mL) dilakukan proses pengadukan dengan magnetik stirer. Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar listrik sehingga ionnya dapat menyebar merata.

    Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh titik akhir titrasi sebesar 7,6 mL. Dari grafik konduktivitas terhadap volume penambahan HCl yang telah dibuat, dapat dilihat bahwa bentuk grafiknya turun naik. Dimana, semakin mendekati titik ekivalen maka grafiknya menurun. Namun, jika melewati titik ekivalen maka grafiknya kembali naik.  Hal ini terjadi karena  semakin banyak volume titran yang digunakan maka konduktivitas larutan akan semakin menurun, namun penambahan volume titran secara terus menerus akan mengakibatkan konduktivitas larutan semakin naik karena volume peniter akan semakin jenuh di dalam larutan.

    Jika membandingkan konsentrasi yang didapatkan dari HCl yang dipakai sebagai titran, maka didapatkan konsentrasi NaOH yaitu sebesar 0,154 N. Konsentrasi ini berbeda dengan konsentrasi yang tertera pada label yaitu 0,1N. Ini berarti hasil yang didapatkan itu boleh dikatakan tidak sempurna. Hal ini terjadi karena mungkin pada saat memipet dan pada saat pembuatan larutan terjadi kesalahan atau ketidaktelitian  sehingga konsentrasi yang didapatkan berbeda.
Kesimpulan
  • Nilai konduktivitas aquades dan air kran adalah 0,1 mS/cm dan 0,32 mS/cm
  • Nilai konduktivitas larutan garam dan gula adalah 4,42 mS/cm dan 0,05 mS/cm
  • Nilai konduktivitas larutan HCl dan NaOH adalah 2,15 mS/cm dan 19,22 mS/cm
  • Konsentrasi NaOH ± 0.1 N yang didapatkan ialah 0.154 N
  • Konsentrasi mempengaruhi nilai konduktivitas
Daftar Pustaka
Berdasarkan Praktek
Load Comments

Subscribe Our Newsletter

Notifications

Disqus Logo